Thursday, November 10, 2011

VVASIAT-VVASIAT TERAGUNG !!





3) Syaikh Abdul Qadir Jailani 

Nasihat-nasihat  penting dari ulama agung Sheikh Abdul Qadir Al Jailani kepada anaknya Sheikh Abdul Wahab sebelum kematian beliau :

1.     Takutlah kepada Allah SWT semata-mata tanpa  merasa takut kepada Makhluk Allah SWT.
2.    Berharaplah hanya kepada Allah SWT.
3.     Pintalah apa jua yang engkau perlukan hanya kepada Allah SWT.
4.    Bergantung haraplah hanya kepada Allah SWT.
5.     Yakinlah dengan sebenarnya kepada Allah SWT.
6.    Tauhidlah dengan sebenarnya kepada Allah SWT

 7.   Ikutilah Sunnah rasul dengan penuh keimanan, jangan mengerjakan bid’ah, patuhlah selalu kepada Allah swt dan Rasulnya, janganlah melanggar. Junjung tinggi tauhid, jangan menyekutukan Allah swt, selalu sucikan Allah swt, dan jangan berburuk sangka kepadanya. Pertahankanlah kebenarannya, jangan ragu sedikitpun. Bersabarlah selalu, jangan menunjukkan ketidak sabaran. Beristiqomahlah dengan berharap kepadanya; bekerja samalah dalam ketaatan, jangan berpecah belah. Saling mencintailah, dan jangan saling mendendam. 

8. Tabir penutup kalbumu tak akan tersibak selama engkau belum lepas dari alam ciptaan; tidak berpaling darinya dalam keadaan hidup selama hawa nafsumu belum pupus; selama engkau melepaskan diri dari kemaujudan dunia dan akhirat; selama jiwamu belum bersatu dengan kehendak Allah swt dan cahayanya. Jika jiwamu bersatu dengan kehendak Allah swt dan mencapai kedekatan denganNya lewat pertolonganNya. Makna hakiki bersatu dengan Allah swt ialah berlepas diri dari makhluq dan kedirian; serta sesuai dengan kehendaknya tanpa gerakmu; yang ada hanya kehendaknya. Inilah keadaan fana dirimu; dan dalam keadaan itulah engkau bersatu denganNya; bukan dengan bersatu dengan ciptaannya. Sesuai Firman Allah swt :”Tak ada sesuatupun yang serupa dengannnya. Dan dialah yang Maha Mendengar dan Maha Melihat” 

   9. Anakku! Pertama-tama nasihatilah dirimu, kemudian nasihatilah orang lain. Perhatikanlah dirimu, jangan mengurusi orang lain, jangan mengurusi orang lain selama dalam dirimu masih ada sesuatu yang harus diperbaiki. Sungguh celaka, engkau mengaku tahu cara menyelamatkan orang lain! Engkau buta, bagaimana dapat menuntun orang lain? Hanya yang memiliki penglihatan tajamlah yang mampu menuntun umat manusia. Hanya seorang perenang handallah yang mampu menyelamatkan mereka dari samudera ganas. Hanya orang yang mengenal Allah swt lah yang dapat mengembalikan manusia ke jalan-Nya. Seseorang yang tidak mengenal-Nya, bagaimana dapat menuntun manusia ke jalan-Nya?

10.  Hai orang-orang yang lalai! Secara terang-terangan engkau menentang Allah swt yang Maha Benar dengan bermaksiat kepada-Nya tetapi merasa aman dari siksa-Nya? Ketahuilah tak lama lagi rasa aman itu akan berubah menjadi ketakutan, masa luangmu menjadi kesempitan, kesehatanmu menjadi sakit, kemuliaanmu menjadi kehinaan, kedudukanmu menjadi rendah, kekayaanmu menjadi kemiskinan. Ketahuilah! Rasa aman dari siksa Allah ‘Azza wa jalla yang akan kau peroleh di hari kiamat sesuai dengan rasa takutmu kepada-Nya di dunia ini. Sebaliknya, ketakutanmu di hari kiamat, sesuai dengan rasa amanmu ( dari siksa Allah swt ) di dunia.
Sayangnya! Engkau tenggelam di dunia dan terperosok ke lembah kelalaian, sehingga cara hidupmu seperti hewan. Yang kalian ketahui hanya makan, minum, menikah dan tidur. Keadaan kalian ini tampak nyata bagi orang-orang yang berhati suci.
Rasa rakus terhadap dunia, keinginan untuk mencari dan menumpuk-numpuk harta telah memalingkan kalian dari jalan Allah ‘Azza wa jalla dan pintu-Nya


11.  Hai yang ternoda karena ketamakannya, andaikata kau bersama penghuni bumi bersatu untuk mendatangkan sesuatu yang bukan bagianmu, maka kalian semua tidak akan mampu mendatangkannya. Oleh karena itu tinggalkanlah rasa tamak untuk mencari sesuatu ( rezeki ) yang telah ditetapkan untukmu, maupun yang tidak ditetapkan untukmu. Apakah pantas bagi seorang yang berakal untuk menghabiskan waktunya memikirkan sesuatu yang telah selesai pembagiannya….?

12. Empat hal berikut menghapus agama kalian

      1.Kalian tidak mengamalkan apa yang kalian ketahui
      2.Kalian mengamalkan apa yang tidak kalian ketahui.
     3.Kalian tidak mau mempelajari apa yang tidak kalian ketahui, maka selamanya kalianbodoh           
       4. Kalian mencegah orang lain untuk mempelajari apa yang tidak mereka ketahui.

13.   Kalian menghadiri majelis ilmu hanya untuk mencari jalan keluar bagi permasalahan duniawi kalian, bukan untuk mengobati penyakit hati. Kalian tidak mendengarkan nasihat para penceramah, tetapi meneliti kesalahan mereka, kemudian menghina dan mentertawakannya, kalian juga bermain-main dalam majelis. Sesungguhnya kalian sedang mempertaruhkan diri kalian kepada Allah swt yang Maha Agung dan Maha Mulia. Segeralah bertobat, jamgan mencontoh musuh-musuh Allah ‘Azza wa jalla. Berusahalah untuk mengambil manfaat dari apa yang kalian dengar.

14.   Berpuasalah! Tetapi ketika berbuka jangan lupakan faqir miskin. Berilah mereka sedikit makanan yang kau gunakan untuk berbuka. Jangan makan sendiri, sebab orang yang makan sendiri dan tidak memberi makan orang lain, dikhawatirkan kelak akan menjadi miskin dan hidup susah. Perut kalian kenyang, tetangga kalian kelaparan, tetapi kalian mengaku sebagai Mukmin. Iman kalian tidaklah sah, jika kalian memiliki banyak makanan sisa, keluarga kalian telah makan, tetapi kalian tolak seorang peminta yang berdiri di depan pintu kalian, sehingga ia pergi dengan tangan hampa.
Jika ini kalian lakukan, ketahuilah, tak lama lagi kalian akan mengetahui berita kalian, kalian akan menjadi sepertinya, kalian akan diusir sebagaimana kalian mengusir peminta itu ketika kalian mampu memberinya.
Sungguh celaka dirimu, mengapa engkau tidak segera bangun dan memberikan sesuatu yang kau miliki dengan tanganmu sendiri. Andaikata kalian mau bangun dan memberinya sesuatu, maka kalian telah melakukan dua kebaikan, yaitu merendahkan diri kepada sang peminta dan berderma kepadanya. Lihatlah Nabi kita Muhammad saw, beliau berderma kepada peminta, memerah susu onta dan menjahit pakaian beliau dengan kedua tangan beliau sendiri. Bagaimana kalian berani mengaku sebagai pengikut beliau saw, perbuatan beliau saw. Kalian hanya pandai mengaku, tetapi tidak memiliki bukti….!


15.   Jika engkau bertemu dengan seseorang, maka yakinilah bahwa dia lebih baik darimu. Ucapkan dalam hatimu....“Bisa jadi kedudukannya di sisi Allah swt jauh lebih baik dan lebih tinggi dariku
jika bertemu anak kecil, maka ucapkanlah ( dalam hatimu ) :
“Anak ini belum bermaksiat kepada Allah swt, sedangkan diriku telah banyak bermaksiat kepada-Nya. Tentu anak ini jauh lebih baik dariku.”
Jika bertemu orang tua, maka ucapkanlah ( dalam hatimu ) :
“Dia telah beribadah kepada Allah swt jauh lebih lama dariku, tentu dia lebih baik dariku.”
Jika bertemu dengan seorang yang berilmu, maka ucapkanlah ( dalam hatimu ) :
“Orang ini memperoleh karunia yang tidak akan kuperoleh, mencapai kedudukan yang tidak akan pernah kucapai, mengetahui apa yang tidak kuketahui dan dia mengamalkan ilmunya, tentu dia lebih baik dariku.”
Jika bertemu dengan seorang yang bodoh, maka katakanlah ( dalam hatimu ) :
“Orang ini bermaksiat kepada Allah swt karena dia bodoh ( tidak tahu ), sedangkan aku bermaksiat kepada-Nya padahal aku mengetahui akibatnya. Dan aku tidak tahu bagaimana akhir umurku dan umurnya kelak. Dia tentu lebih baik dariku.”
Jika bertemu dengan orang kafir, maka katakanlah ( dalam hatimu ) :
“Aku tidak tahu bagaimana keadaannya kelak, bisa jadi di akhir usianya dia memeluk agama islam dan beramal saleh. Dan bisa jadi di akhir usia, diriku kufur dan berbuat buruk.”



4) Iman AL Ghazali


Imam Ghazali terbangun pada dini hari dan sebagaimana biasanya melakukan shalat dan kemudian beliau bertanya pada adiknya, “Hari apakah sekarang ini?” 

Adiknya pun menjawab, “Hari isnin.”

Beliau kemudian memintanya untuk mengambilkan sajadah putihnya, lalu beliau menciumnya, Menggelarnya dan kemudian berbaring diatasnya s…ambil berkata lirih, “Ya Allah, hamba mematuhi perintahMu,”
… dan beliau pun menghembuskan nafas terakhirnya.Di bawah bantalnya mereka menemukan bait-bait berikut, ditulis oleh Al-Ghazali ra., barangkali pada malam sebelumnya.

"Katakan pada para sahabatku, ketika mereka melihatku, mati Menangis untukku dan berduka bagiku
Janganlah mengira bahwa jasad yang kau lihat ini adalah aku
Dengan nama Allah, kukatakan padamu, ini bukanlah aku,
Aku adalah jiwa, sedangkan ini hanyalah seonggok daging
Ini hanyalah rumah dan pakaian ku sementara waktu,
Aku adalah harta karun, jimat yang tersembunyi,
Dibentuk oleh debu ,yang menjadi singgasanaku,
Aku adalah mutiara, yang telah meninggalkan rumahnya,
Aku adalah burung, dan badan ini hanyalah sangkar ku.
Dan kini aku lanjut terbang dan badan ini kutinggal sbg kenangan
Puji Tuhan, yang telah membebaskan aku
Dan menyiapkan aku tempat di surga tertinggi,,


Hingga hari ini , aku sebelumnya mati, meskipun hidup diantara mu.
Kini aku hidup dalam kebenaran, dan pakaian kubur ku telah ditanggalkan.
Kini aku berbicara dengan para malaikat diatas,
Tanpa hijab, aku bertemu muka dengan Tuhanku.
Aku melihat Lauh Mahfuz, dan didalamnya ku membaca
Apa yang telah, sedang dan akan terjadi.

Biarlah rumahku runtuh, baringkan sangkarku di tanah,
Buanglah sang jimat, itu hanyalah sebuah kenang2an, tidak lebih
Sampingkan jubahku, itu hanyalah baju luar ku,
Letakkan semua itu dalam kubur, biarkanlah terlupakan.
Aku telah melanjutkan perjalananku dan kalian semua tertinggal.
Rumah kalian bukanlah tempat ku lagi.

Janganlah berpikir bahwa mati adalah kematian, tapi itu adalah kehidupan,
Kehidupan yang melampaui semua mimpi kita disini,

Di kehidupan ini, kita diberikan tidur,
Kematian adalah tidur, tidur yang diperpanjang
Janganlah takut ketika mati itu mendekat,
Itu hanyalah keberangkatan menuju rumah yang terberkati ini,
Ingatlah akan ampunan dan cinta Tuhanmu,
Bersyukurlah pada KaruniaNya dan datanglah tanpa takut.
Aku yang sekarang ini, kau pun dapat menjadi
Karena aku tahu kau dan aku adalah sama
Jiwa-jiwa yang datang dari Tuhannya
Badan badan yang berasal sama
Baik atapun jahat, semua adalah milik kita.


Aku sampaikan pada kalian sekarang pesan yang menggembirakan
Semoga kedamaian dan kegembiraan Allah menjadi milikmu selamanya."




5) Saidina Ali R.A 


Saidina Ali r.a., Khalifah keempat setelah dibunuh di dalam satu pengkhianatan oleh Ibnu Muljam. Peristiwa ini berlaku di Kufah, ibu negara Islam berlaku pada 17 Ramadhan.

Ketika Saidina Ali r.a. sedang nazak kesakitan, beliau memperbanyakkan membaca zikir ‘la ilaha ilallah’. Di hujung hayatnya, beliau telah memberikan wasiat kepada anak-anaknya, Hasan dan Husain r.a. Wasiat tersebut telah di tulis oleh mereka.

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Mengasihani


Ini adalah wasiat Ali bin Abu Talib. Dia naik saksi bahawa tidak ada tuhan selain Allah. Tiada sekutu bagiNya. Dan bahawa Muhammad adalah hambaNya dan rasulNya. Allah mengutuskannya dengan hidayah dan agama yang benar agar agama ini menang ke atas semua agama walau pun dibenci oleh orang-orang musyrik.

“Katakanlah: “Sesungguhnya sembahyangku dan ibadatku, hidupku dan matiku, hanyalah untuk Allah, Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan sekalian alam. Tiada sekutu bagiNya, dan dengan yang demikian sahaja aku diperintahkan, dan aku adalah orang Islam yang awal pertama.” (Al-An’am: 162-163)

Aku mewasiatkan kamu wahai Hasan, semua anak-anakku dan sesiapa sahaja yang sampai kepadanya wasiatku ini agar bertakwa kepada Allah, Tuhan kamu. Jangan sekali-kali kamu mati kecuali kamu Islam. Berpeganglah kepada tali Allah dan janganlah kamu berpecah belah. Sesungguhnya aku mendengar Abu al-Qasim s.a.w. bersabda: “Hubungan manusia yang baik itu lebih baik dari solat dan puasa keseluruhannya.”

Lihatlah saudara mara kamu dan hubungkan diri kamu dengan mereka agar Allah meringankan hisabNya ke atas kamu.
 Demi Allah, Allah bersama anak-anak yatim. Jangan biarkan mereka lapar dan jangan cuaikan mereka.
 Demi Allah, Allah bersama jiran kamu. Sesungguhnya itu adalah wasiat Nabi kamu. Nabi s.a.w. terus menerus memberikan wasiat (agar berbuat baik terhadap jiran) sehingga kami menyangka bahawa jiran akan mewarisi harta.
Demi Allah, Allah bersama al-Quran. Jangan orang lain mendahului kamu di dalam mengamalkan al-Quran.
Demi Allah, Allah bersama solat. Sesungguhnya solat adalah tiang agama kamu. 
Demi Allah, Allah bersama rumah Tuhan kamu. Jangan kamu asingkan diri dari rumah Allah selagi kamu masih hidup. Sesungguhnya rumah Allah jika ditinggalkan kamu tidak akan dipandang.
Demi Allah, Allah bersama bulan Ramadhan. Sesungguhnya puasa di bulan Ramadhan adalah pelindung dari neraka. 
Demi Allah, Allah bersama jihad di jalan Allah dengan harta kamu dan jiwa kamu.
Demi Allah, Allah bersama zakat. Sesungguhnya zakat memadamkan kemurkaan Tuhan.
Demi Allah, Allah bersama umat di bawah tanggungan Nabi kamu. Jangan kami menzalimi mereka di hadapan kamu.
Demi Allah, Allah bersama sahabat Nabi kamu. Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. berpesan kepada kamu agar berbuat baik terhadap mereka.
Demi Allah, Allah bersama golongan fakir miskin. Sertakan mereka di dalam kehidupan kamu. 
Demi Allah, Allah bersama hamba-hamba yang kamu miliki. Sesungguhnya perkara terakhir yang diucapkan oleh Rasulullah s.a.w. adalah: “Aku berpesan terhadap kamu agar berbuat baik terhadap dua golongan yang lemah; isteri-isteri kamu dan hamba-hamba yang kamu miliki.”

Jagalah solat.
Jagalah solat.
Jangan kamu takut celaan orang yang mencela dalam menjalankan agama Allah. Cukup Allah bagi kamu untuk melindungi kamu dari orang-orang yang ingin berbuat jahat terhadap kamu dan melakukan perlampauan ke atas kamu. Ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Allah ke atas kamu. Jangan tinggalkan amar makruf dan nahi mungkar. Jika kamu tinggalkan, orang-orang jahat akan menjadi pemimpin kamu dan ketika itu jika kamu berdoa, Allah tidak akan makbulkan.

Hendaklah kamu saling berhubungan dan bekerjasama. Jauhi dari khianat dan berpecah belah. Tolong-menolonglah di dalam perkara-perkara kebaikan dan taqwa. Jangan tolong menolong dalam perkara dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat pedih azabNya. Moga-moga Allah memelihara ahli keluarga Nabi dan memelihara Nabi kamu. Aku tinggalkan kamu dan mendoakan kesejahteraan ke atas kamu. Moga-moga Allah akan merahmati kamu.

Selepas wasiat ini, Saidina Ali r.a. tidak mengucapkan kalimah lain selain ‘la ilaha ilallah’. Sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir beliau membaca firman Allah:

“maka sesiapa berbuat kebajikan seberat zarah, nescaya akan dilihatnya (dalam surat amalnya)! dan sesiapa berbuat kejahatan seberat zarah, nescaya akan dilihatnya (dalam surat amalnya)!” (Az-Zalzalah: 7-8


6) Iman shafie 

Sebelum Imam Shafie pulang ke rahmatullah, beliau sempat berwasiat kepada para muridnya dan umat Islam seluruhnya. Berikut ialah kandungan wasiat tersebut :

"Barangsiapa yang ingin meninggalkan dunia dalam keadaan selamat maka hendaklah ia mangamalkan sepuluh perkara"

Pertama : Hak Kepada Diri
Iaitu: Mengurangkan tidur, mengurangkan makan, mengurangkan percakapan dan berpada-pada dengan rezeki yang ada.

Kedua : Hak Kepada Malaikat Maut
Iaitu: Mengqadakan kewajipan-kewajipan yang tertinggal, mendapatkan kemaafan daripada orang yang kita zalimi, membuat persediaan untuk mati dan merasa cinta kepada Allah.

Ketiga : Hak Kepada Kubur
Iaitu : Membuang tabiat suka menabur fitnah, membuang tabiat kencing merata-rata, memperbanyakkan solat tahajjud dan membantu orang yang dizalimi.

Keempat : Hak Kepada Mungkar dan Nankir
Iaitu : Tidak berdusta, berkata benar, meninggalkan maksiat dan nasihat-menasihati.

Kelima : Hak Kepada Mizan (Neraca Timbangan Amal Pada Hari Kiamat)
Iaitu : Menahan kemarahan, banyak berzikir, mengikhlaskan amalan dan sanggup menanggung kesusahan.

Keenam : Hak Kepada Sirat (Titian Yang Merentangi Neraka pada Hari Akhirat)
Iaitu : membuang tabiat suka mengumpat, bersikap warak, suka membantu orang beriman dan suka berjemaah.

Ketujuh : Hak Kepada Malik (Penjaga Neraka)
Iaitu : Menangis lantaran takutkan Allah SWT, berbuat baik kepada ibu, bapa, bersedekah secara terang-terangan serta sembunyi dan memperelok akhlak.

Kelapan : Hak Kepada Ridhwan (Malaikat Penjaga Syurga)
Iaitu : Berasa redha dengan Qada' Allah, bersabar menerima bala, bersyukur ke atas nikmat Allah dan bertaubat daripada melakukan maksiat.

Kesembilan : Hak Kepada Nabi SAW
Iaitu : Berselawat ke atas baginda, berpegang dengan syariat, bergantung kepada as-Sunnah (Hadis), menyayangi para sahabat, dan bersaing dalam mencari keredaan Allah.

Kesepuluh : Hak Kepada Allah SWT
Iaitu : Mengajak manusia ke arah kebaikan, mencegah manusia dari kemungkaran, menyukai ketaatan dan membenci kemaksiatan.


No comments:

Post a Comment